Isu Pemotongan Bansos, Ini Jawaban Resmi Kepala Dissosp3akb Klaten
KLATEN – Beredarnya informasi pemotongan dana Bantuan Sosial (Bansos) yang dialami salah satu keluarga di Kecamatan Gantiwarno, sempat meresahkan masyarakat. Pasalnya, berita yang beredar luas di media sosial tersebut tidak disertai bukti yang jelas.
Bahkan, dalam informasi yang beredar, tidak disebutkan jelas penerima dan desa tempat pembagian Bansos tersebut. Meski disebutkan Bansos tersebut merupakan bantuan bagi masyarakat yang terdampak pandemi Covid-19, namun tidak dijelaskan jenis bantuan yang diterima.
Hal ini disayangkan oleh Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (Dissos P3AKB) Kabupaten Klaten. Berikut pernyataan resmi Kepala Dissos P3AKB Klaten, M. Nasir menyikapi informasi yang beredar di masyarakat;
1. Tidak ada pemotongan dana bansos.
2. Bahwa telah terjadi data ganda penerima bantuan, di mana ada 27 warga yang menerima BST, tetapi karena BST hanya 4x padahal warga tersebut benar-benar warga miskin terdampak Covid-19, maka kemudian warga tersebut dialihkan dan diusulkan dalam BLT DD tahap 5 yang sudah diterimakan pada bulan Juli 2021.
3. Dalam perkembanganya ketika warga tersebut mendapatkan BLT DD, ternyata kemudian nama yang bersangkutan muncul di data penerima BST tahap 5-6.
4. Sesuai ketentuan bahwa tidak diperkenankan KPM menerima dobel bantuan, maka akhirnya warga tersebut memilih menerima BST dan mengembalikan BLT DD. (Sudah tertuang dalam surat pernyataan sanggup mengembalikan)
5. Setelah mengambil dana BST dari Kantor POS sejumlah Rp 600.000 maka KPM tersebut harus mengembalikan BLT DD sejumlah Rp 300.000, di sinilah muncul kesan pemotongan dana
6. Selanjutnya sesuai dengan musyawarah desa maka nama KPM yang tercatat BLT DD dialihkan/diberikan pada nama lain/ warga miskin lain di desa tersebut
7. Kondisi di wilayah desa tersebut tidak terjadi permasalahan ataupun kegaduhan terkait penyaluran bantuan sosial, artinya tetap kondusif
8. Mengenai informasi di media tersebut tidak benar dan tidak sesuai dengan kondisi di lapangan yang sebenarnya.